Senin, 25 Juni 2012

Tempat Berteduh

Tak lain dan tak bukan,sejumlah anak jalan berteduh di kolong jembatan,

 

di dalam rumah yang tidak layak huni dan kumuh,

 

 

 

 

di dalam gubuk, dan bahkan ada yang di emperan toko .

 

Sungguh merintih hati mendengar ini semua, hanya tidur di emperan toko yang beralaskan lantai di malam yang gelap, kedinginan, kelaparan, itu lah yang di tanggung oleh anak jalanan .kadang kala, mereka di usir karena dilarang tidur di emperan toko itu .

Sedih memang, tapi apalah daya anak jalanan hanya bisa menerima dengan lapang dada .

Jumat, 22 Juni 2012

ngamen supaya bisa sekolah

pagi itu hari begitu cerah, di rumah yang seharus nya tidak layak untuk dihuni, tinggallah seorang kakak-beradik, sang kakak terbangun dan bersiap - siap untuk mengamen, tanpa melupakan sang adik, sang kakak langsung membangunkan adiknya agar berangkat ke sekolah .
lalu sesampai di pinggir jalan sang kakak mulai mencari uang demi kelanjutan sekolah adik nya .
dia mulai dari satu mobil ke mobil lain, 
di main kan nya kentrung dan di senandungkan nya beberapa lagu agar dapat menghasilkan uang .
dia pun beranjak dari satu toko ke toko lain, tidak semua orang mau memberi dia uang, bahkan ada yang sampai hati mengusir anak itu .
hati nya sakit, tetapi itu hanya hal biasa bagi nya .
ia pun melanjutkan pekerjaannya .
baru beberapa rupiah saja yang dapat dikumpulkannya, ada saja nasib buruk yang menimpa nya .
ternyata ada razia, ia pun bergegas lari untuk bersembunyi agar tidak tertangkap oleh bagian keamanan, setelah keadaan di rasakan nya aman, dia pun langsung mengamen kembali, kini dia mulai dari satu rumah ke rumah yang lain .
dengan cacian yang diterimanya dari salah satu rumah memebuatnya lebih bersemangat untuk mengamen .
baginya kritikan atau cemooh dari orang-orang adalah suatu hal yang dapat memotivasi nya .
kira-kira waktu sudah menunjukan jam 2 siang, perutnya pun terasa lapar .
dengan uang 10.000 yang di dapatkan nya dari mengamen, dia belikan nasi untuk dia makan bersama adik nya .
dibeli nya nasi seharga 5.000 walau pun hanya dengan tahu, nasi itu dibawa nya pulang ke rumah gubuknya dan dia makan bersama adik nya .
dan sisa uang yang dia dapatkan ia simpan didalam kaleng .
ia menyimpan uang itu untuk kelanjutan sekolah adiknya .
setalah ia siap makan, ia pun kembali mengamen, kali ini ia pergi bersama adiknya yang kebetulan sudah pulang sekolah .
ia main kan kentrung dengan petikan jari - jari nya dan adik nya pun mulai bernyanyi, terkadang ada orang yang kasihan melihat anak itu, ada orang yang memberinya uang yang lumayan wah bagi mereka, ada pula orang yang buang muka maupun meludahi mereka .
sedih memang ?? tetapi itu hanya biasa bagi mereka .
setelah hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan, dan bulan pun berganti tahun, sampai adik nya pun lulus SMK .

sungguh senang hati sang kakak, karena adik nya adalah lulusan terbaik disekolahnya .
adiknya pun mulai melamar pekerjaan dan akhirnya mendapat pekerjaan sebagi karyawan di salah satu supermarket ternama di jakarta .
sang kakak masih saja mengamen demi kelangsungan hidup mereka, sampai adiknya menerima gaji pertama .
sang adik berusaha memberitahu sang kakak agar berhenti mengamen, tetapi sang kakak tidak mau berhenti, karena bagi nya "dengan ngamen ia bisa membuat adiknya sekolah" .